Senin, 14 Januari 2013

Listrik di Sumatera Utara Bermasalah

PT PLN (Persero) mengakui pihaknya hingga kini belum bisa memenuhi permintaan listrik di beberapa daerah seperti Sumatra Utara sehingga masih terdapat antrean panjang di wilayah tersebut.

"Itu terjadi karena keterbatasan pada pembangkit listriknya. Hal inilah yang akan terus kami hadapi dan kami tanggulangi pada tahun ini," ungkap Direktur Utama PLN Nur Pamudji, Selasa (8/1/2013).

Dengan adanya pembangkit, jaringan transimisi, dan jaringan distribusi baru yang akan segera selesai, Nur Pamudji meyakini semua permintaan masyarakat akan penyambungan listrik bisa terpenuhi.

Namun permintaan tidak berhenti begitu saja, pada tahun ini pun pertumbuhan listrik akan masih tetap tinggi. Adapun pertumbuhan penjualan listrik PLN pada tahun lalu mencapai 9,97 persen.

"Kalau kondisi RI masih stabil seperti 2012, pertumbuhan permintaan listrik akan tetap tinggi. Meski ada dinamika politik di sana-sini, dunia sektor riil tetap melaju dengan kencang, pabrik-pabrik tetap dibangun, usaha bisnis besar maupun kecil tetap jalan. Di sini terlihat, ada pemisahan antara dunia politik dan dunia usaha. Politik boleh gaduh, tapi dunia usaha tetap melaju dengan gerak yang semakin kencang," paparnya.

Di samping itu, dalam kurun 2010 hingga 2012, PLN telah berhasil menyelesaikan P2APST, AP2T, dan APKT. Hal itu merupakan terobosan baru PLN dalam melayani pelanggannya.

Bahkan ke depan akan dikembangkan juga cara-cara baru lainnya untuk melayani pelanggan. Seperti yang diutarakan Nur Pamudji, pada bulan Januari ini akan diperkenalkan teknologi baru agar pelayanan PLN semakin baik dan semakin menarik.

"Jadi kami tidak menyamakan sektor pelanggan rumah tangga 450 VA dengan rumah tangga 6.600 VA, karena kebutuhan dan sensitivitas mereka berbeda terhadap sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan PLN. Maka pelayanan PLN juga berbeda terhadap golongan-golongan tarif itu," jelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar